Project Thank You, Project Dobleh, dan Project Baper
- Vanessa Astari
- Feb 15, 2020
- 4 min read
Hai happy weekend!
Mau berbagi kisah dan juga pandangan nih tentang ‘Project Thank You, Project Dobleh, dan Project Baper’.
Dari namanya udah bisa nebak belom sih maksudnya apa??
Jadi gue disini nggak akan cerita teralu detil karena yang ingin gue share sebenarnya lebih kepada feedback dan after effect dari topik tersebut diatas, guys.
Ok let’s start!
1. Project Thank You
Project ini merupakan project yang biasanya diawali dengan opening yang manis dan diakhiri dengan gantung. Kenapa kok gantung? Karena nggak ada kejelasan “eh ini ada fee nya kok” atau “sori beb tapi ini ngga bisa ngasih fee, gakpapa?”
‘Project Thank You’ ini sebenernya adalah ‘Project Masa Temen Sendiri Bayar, Sih?’ tapi dikemas secara lebih menakutkan. Karena diawal nggak dikasih kesepakatan apa-apa, dan biasanya juga ini yang jadi tamu project nya (alias yang diajak project) sungkan banget buat nanya ini project berbayar/tidak. Mungkin karena embel-embel ‘Masa Temen Sendiri Bayar, Sih?’
Nih gue kasih tau ya, sebaik-baiknya kalian sungkan bilang kalo ini nggak berbayar, at least kasih tau “maaf ya ini nggak berbayar but your accommodations fee on me, okay?” paham kaaan? Karena apa yaa, menurut gue sih, namanya kerjasama, minimal kedua pihak mendapat keuntungan gitu. Jangan sampai yang satu untung dan yang satu rugi, lo kira ini simbiosis parasitisme apa?hehe. Maaf agak ngegas.
Dan meskipun gue yang ngajak orang buat project, biasanya gue traktir dikit-dikit atau traktir maksimal banget gitu hehehe, sebagai bahasa halus bahwa gue gak akan memberi keuntungan berupa materi (fee). Kalopun pernah juga sih itu bukan ‘mengajak-diajak’ tapi emang langsung sama-sama pengen aja jadi nggak ada rasa tanggungjawab untuk salah satu mentraktir yang lainnya begichuu.
Jujur kalau gue pribadi nggak selalu merasa baper sih sama ‘Project Thank You’ apalagi kalo projectnya tentang fotografi atau videografi atau sinematografi HEHEHE. Itu bagi gue pribadi sih exception yaa. Baik gue yang ngajak ataupun orang lain yang ngajakin gue, gue fine-fine aja. Karena emang se-hobi itu action action didepan kamera. Tapi, suatu saat, suatu saat banget nih pastinya gue akan kasih tarif sih kalo ke strangers hehe. Tapi pastinya sekali lagi, karena ini hobi, pastinya affordable banget! (hehe maaf promo dikit)
Pernah waktu itu sekali gue bapeeeerrr banget sama ‘Project Thank You’, karena gue nggak dapet apa-apa, dalam artian gue ngerasa gak ada benefit buat gue join project si orang ini, because I didn’t take a significant party on those project. Malah, lucunya bensin gue terkuras. Ah ya begitulah. No hard feelings ke orangnya sampai saat ini, tapi hal tersebut membuat gue trauma aja sih buat diajak project bareng. Bukan marah, tapi agak kecewa, ngerti kan????? So sowwy I couldn’t spill the tea.
Jadi sebaiknya setiap ada project dari teman, kalo kalian merasa project tersebut harusnya berbayar, tanyakan saja. Mending sungkan di awal daripada pahit di akhir. Mumpung teman sendiri justru harusnya lebih santai. Tapi kalo kalian ikhlas dan sukarela membantu, ya silahkan saja. Yang penting suatu hari nanti kalo kalian sedang dalam keadaan tidak rukun, jangan dijadikan senjata untuk memutar balikkan fakta, oke?
Nah kalo project kalian itu diajak atau kalian yang mengajak itu adalah acquaintance kalian, alias kenal tapi nggak deket-deket banget, tanyainnya harusnya lebih berani karena ini kan urusan professional ya artinya. Kalian lakukan apa yang dia minta dan dia juga harapannya bisa kasih kalian hak yang kalian pantas dapatkan, eventho itu cuman lunch box loh ya.
2. Project Dobleh
Project ini adalah yang paling merugikan sih menurut gue. Seumur hidup membaca cerita orang kena sial karena ‘Project Dobleh’ alias ‘Project Kabur’ alias ‘Project Hantu’ alias ‘Project Tak Berbayar Tapi Bikin Nggak Ikhlas Dan Menyebabkan Kita Jadi Dendam Serta Trauma’ cuman dari medsos aja. Nggak pernah terpikirkan bahwa hal tersebut suatu hari akan menimpa gue juga.
Disini sekali lagi, tujuan gue bukan story telling ya guys. Jadi gue bakal kasih semacam feedback dan juga after effect yang gue rasakan aja dari peristiwa tersebut.
Jadi, menurut gue kesepakatan kerjasama itu PENTING BANGET. MASHAALLAH DEH. Serius. Trust me on this.
Gue pernah menyepelekan hal ini dan mengira bahwa semua orang itu pasti ada sisi baiknya dan Namanya nolong orang gak akan rugi apalagi masyarakat kecil, misalnya. Tetapi mau sekasihan apapun, sesantuy apapun, kesepakatan itu perlu. Entah bayar DP dulu, MoU tanpa materai atau MoU dengan materai, terserah kalian dan tergantung project apa dan berapa biaya yang dijanjikan.
Karena dengan adanya kesepakatan, semuanya bisa saling bertanggungjawab gitu sih menurut gue. Kita gak akan ngegampangin orang yang punya hajat, dan sebaliknya. Nggak dibayar selama beberapa hari karena orangnya ngilang dan meskipun ya akhirnya dibayar, tetep membuat gue gondok, marah, emosi, trauma, AH NAME IT!
Sehingga jadi agak curigaan gitu kalo ada orang ngasih job, jadi kayak nyari alesan buat nolak atau apapun itu. Karena kasus ‘Prpject Dobleh’ ini menurut gue gak akan mengenal dengan siapa lo memiliki kesepakatan. Bahkan banyak kasus yang gue baca itu melibatkan pacar, teman dekat bahkan keluarga sendiri juga loh. Jadi nggak akan pandang bulu.
3. Project Baper
Project ini melibatkan perasaan, sehingga batal hanya karena berantem, putus cinta atau bahkan jatuh cinta. Loh kok bisa??? Bisa dong, pastinya, ‘Project Baper’ lahir dari orang-orang yang nggak menggunakan kesepakatan kerjasama diawal sehingga saat perasaan masing-masing ikut campur, projectnya macet, mengalami kerugian bahkan sampai gulung tikar.
Gue pernah bisnis sama teman-teman kuliah, untung aja belom, balik modal aja belom, eh malahan bubar karena berantem. Cliché banget, tapi itulah jeleknya punya project sama teman dekat, kalo ada apa-apa paling buyar juga masalahnya gak nemu titik terang. Okelah bisa jadi benefit dari punya project bareng teman dekat adalah karena kita sudah tau tabiat dia bagaimana, sudah paham wataknya juga. Sehingga kita pikir teman dekat adalah subject paling baik untuk dijadikan partner project. Padahal, kontradiksi juga loh.
Menurut gue sah-sah aja kalau dalam waktu dekat ini kalian berencana bikin project bareng pacar, sahabat, atau keluarga kalian. Tetapi tetap saja ya, yang namanya project, entah itu kecil, besar, jangka pendek atau jangka panjang, pasti akan ada konflik didalamnya. Even worst, setiap kacang bisa lupa sama kulitnya. Mungkin karena uang, orang bisa jadi buta. Jadi, sebaiknya jangan pernah menyepelekan kesepakatan kerjasama, atau diskusikan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi selama project berjalan dan bagaimana penyelesaiannya. Jika pemikiran kalian sangat berlawanan, sebaiknya pikir-pikir lagi deh untuk lanjut. Daripada menyesal, ya kan?
So, semoga kisah pahit gue bisa menghibur malam minggu yang hujan ini ya!
With love, V-A.
Comments