top of page

WHY SHOULD BE PRODUCTIVE AND HOW?

  • Vanessa Astari
  • Sep 11, 2019
  • 5 min read


Hello!!!!

Kali ini, tanpa basa-basi, gue mau sharing tentang bagaimana caranya menjadi pemuda produktif. Nah, topiknya menarik banget nih, karena kebetulan kemari nada beberapa junior gue yang tanya seputar skripsi, seputar CV untuk kerja nanti. Well, ini sharing sifatnya bukan menggurui, but who knows that this could ease you to consider your activity. I hope this writing would be light up your confusedness. Tbh, gue juga masih berjuang mencari pekerjaan kok! Jadi, anggaplah ini sama-sama untuk belajar.


First thing first, gue mau kasih tau dari awal kenapa gue tertarik ikut ini-itu, segala macem. Alasannya adalah gue ingin punya banyak relasi dan mempermudah hidup gue kedepannya. From nothing to something gitulah, kira-kira. Dua tahun pertama di masa perkuliahan, gue habiskan untuk cari ilmu di organisasi. Entah ikut di BEM Fakultas, maupun ikut di Kepanitiaan berskala nasional di kampus. Kenapa? Karena gue ingin mengetahui seluk-beluk menjadi seorang organisator, memahami politik, dan juga berkenalan dengan birokrasi kampus, baik Fakultas maupun Universitas. Tapi, karena satu dan lain hal, gue merasa kurang nyaman dan benefitnya mulai terasa hambar.


Kemudian perlahan mulai beralih di lomba/kompetisi berbau Bahasa Inggris. Gue nekat ikut seleksi UB Debating Championship mewakili Fakultas, dan Alhamdulillah terpilih dua tahun bertutur-turut. Kemudian menjadi perwakilan tim debat Fakultas di Olimpiade Brawijaya. Meskipun belum bisa membawa piala pulang ke Fakultas, tapi itu pengalaman yang seru sekali belajar ilmu debat. Sempat juga di awal tahun gue mengikuti seleksi UB for HNMUN 2016. Wah pokoknya, gue ikut hanya karena penasaran haha!

Akhirnya ditahun ketiga dan keempat masa perkuliahan, gue habiskan mencari ilmu di dunia beauty pageant. Gue rasa, gue harus bisa merasakan both : on stage people and backstage people. Kali ini, gue nyobain jadi on stage people. Percobaan gue adalah di Duta Kampus Putra Putri Brawijaya 2017, kemudian dilanjut di Duta Wisata Joko Roro Kabupaten Malang 2018. Pelajaran yang gue dapat adalah self branding, how to represent yourself in front of judges/interviewer, make up class, dan wawasan yang benar-benar baru. Dari dua ajang tersebut, relasi gue semakin meluas, nggak hanya di dalam kampus, tetapi juga di luar kampus. Selain itu, job kecil pun berdatangan, dari mulai menjadi MC serta moderator di acara/talkshow/seminar kampus maupun nasional, menjadi pemateri di SMAN 1 Malang dan SMAN 1 Kepanjen, menjadi pembicara di diskusi kecil di Fakultas, menjadi juri di ajang beauty pageant lain, dan masih banyak lagi. Akhirnya secara tidak langsung, kegiatan gue banyak, bahkan bisa dibilang jarang “gabut”. I seek for experiences, acquaintances, and somehow great offerings and opportunities knock my door.


Salah satunya berkesempatan untuk bekerja freelance di Wedding Organizer. It is one of the most precious experience that I have ever did. Akhirnya pengalaman being backstage people itu kembali lagi, tapi dengan tantangan yang berbeda. Benefit yang gue dapatkan benar-benar terasa sampai ke aliran darah. Besides I can earn money and savings from all of the activity, I do feel grateful because I can improve my communication skills. I feel more confident day by day. Kenapa sih communication skills itu penting banget?


Menurut gue, karena nggak lain, nggak bukan adalah kita ini makhluk sosial. Membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi itu adalah hal yang penting dan sangat crucial untuk bertahan hidup. Mau lamar kerja aja butuh interview, yang pastinya dianggap bisa menggambarkan kepribadian kamu didepan HR. Jadi, untuk mempersiapkan itu semua, gue sudah mengatur strategi sejak hari pertama masuk kuliah.

Begitu pula halnya dengan skripsi saat semester 8. Ada yang pernah tanya, bagaimana gue tetap aktif meski skripsi juga menjadi responsibility gue sebagai mahasiswa, dan lulus tepat waktu? Sebenarnya perihal lulus tepat waktu atau tidak itu bukan patokan utama untuk menilai kualitas seseorang, tetapi pastinya ada privilege tersendiri dari value lulus tepat waktu tersebut. Untuk skripsi sendiri, gue cukup memprioritaskannya. Sehingga, saat kejar-kejaran bab 4 dengan sesama teman mahasiswa lainnya, gue meninggalkan semua kegiatan non-akademis gue. Fokus dulu, agar selesai tepat waktu, dan gue bisa kembali menggeluti kegiatan gue ini (well, mungkin awalnya hobi dan cita-cita). Karena, bagaimana pun, manusia punya Batasan untuk melakukan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Jadi harus memilih, dan bagi gue itu hal yang wajar.

Karena gue harus meninggalkan ‘job’ selama skripsi, sebagai gantinya, gue mendirikan sebuah komunitas sosial-lingkungan yaitu High Hopes Community (sekarang lagi vakum karena gue harus fokus mencari pekerjaan) diakhir tahun 2018. Kegiatannya seputar charity untuk korban bencana, bagi-bagi takjil saat Ramadhan, dan juga awareness terhadap lingkungan di CFD Malang. Kemudian gue juga ikut menjadi volunteer di komunitas Tuli Mendongeng yang didirikan diawal tahun 2019 oleh ka Gadis dan ka Rizka. Kegiatan komunitas yang sifatnya lebih ringan dan santai menjadi pilihan gue untuk mengisi kekosongan job tersebut. Selain itu, dengan mengikuti komunitas, I feel more human. Kenapa? Karena kegiatannya benar-benar menyangkut kemanusiaan dan berhubungan erat dengan amal kebaikan. Lagi-lagi dapat pelajaran berharga yaitu budaya Tuli.



Terus, lagi-lagi, bagaimana membagi waktunya? Apakah harus memilih topik skripsi yang gampang?

Jawabannya : Tidak juga kok! Sebetulnya kesulitan atau kemudahan itu datangnya dari diri kita sendiri, kalau gue orangnya memang sungkan untuk meminta pertolongan teman atau sahabat apabila sedang dilanda kesulitan, alhasil gue merasa kesulitan selama skripsi berlangsung. Dari mulai beda pendapat dengan dosen pembimbing, objek penelitian yang tidak musim, dan seminar hasil serta ujian komprehensif yang mengharuskan gue presentasi dengan menggunakan Bahasa inggris. Untungnya, saat menjelang masa magang, gue menyempatkan diri untuk ikut TOEFL Prep Class di EF. Sehingga, vocab gue bertambah, meski tetap saja soal grammar masih menjadi musuh utama.


Topik skripsi yang bagaimana yang akan mempermudah kita aktif?

Jawabannya : Semua tergantung kalian bagaimana menentukan skala prioritas. Bagaimana memutuskan mana yang penting dan tidak penting. Beberapa kali menjelang ujian komprehensif, gue mengambil job di WO kok, dan itu tidak mengganggu aktivitas bimbingan serta revisi dengan dosen ataupun jadwal ujian komprehensif sendiri. Jadi pintar-pintar manage waktu dan lihat kondisi. Gue pribadi juga punya keburukan yaitu susah on-time. But I still working on it, berusaha memperbaiki agar nggak kebablasan.


Terus bagaimana kalau kendalaku itu aku minder, malu, dan nggak punya kenalan untuk bisa membantu aku produktif?

Jawabannya : Makannya, aktif ikut ini-itu. Coba-coba, iseng-iseng berhadiah, urusan keterima/enggak, urusan nyaman/enggak bisa belakangan. Yang utama yaitu relasi dulu, kemudian Ilmu pengetahuan dan wawasan yang didapat. Jangan membatasi diri dengan kekurangan kalian, karena terkadang kekurangan itu bisa menjadi kekuatan.


Pokoknya, seru kok mencoba banyak hal, kenalan dengan berbagai macam tipe manusia. Nggak ada ruginya. Mungkin juga pengalaman-pengalaman itu bisa ditulis di CV. Perihal lolos ke perusahaan/BUMN/instansi/industri yang diinginkan, itu balik lagi CV bisa dibuat flexible sesuai jenis pekerjaan yang akan diapply, ngga serta merta semua prestasi dan pengalaman bisa dimasukkan, lebih baik yang relatable dengan posisi pekerjaan yang kamu incar. Maka dari itu gue ikut berbagai dan beragam jenis kegiatan semasa kuliah, karena nggak ada yang tahu rejeki gue akan diletakkan dimana.


Maybe that’s all. Semoga bermanfaat, kalau tips keterima kerja bisa dibaca di website-website resmi atau thread di twitter yang dibuat langsung oleh HR perusahaan. Setidaknya, ini seputar sharing aja bagaimana biar value diri kita bertambah. Urusan pekerjaan, nanti kalau gue sudah keterima dan bekerja stabil akan gue berikan sharing lagi.


With love, V-A.

Comments


V-A for Vanessa Astari

bottom of page