top of page

ANTARA GUE, JURUSAN DAN KATA SOCIETY

  • Vanessa Astari
  • Feb 12, 2019
  • 7 min read

Hai, I’m so glad to be back again.

I am truly having some trouble on maintaining my schedule. But yeah, I think I have to fight this and put a little effort, so that I can have leisure time to sit and write.

Menjadi mahasiswa semester akhir bukanlah hal yang menyenangkan. Banyak deadline, banyak tekanan, dan juga banyak pikiran. Eits, dibalik itu semua, jangan khawatir, ada hal menyenangkannya kok! Yaitu kita ga perlu belajar dikelas lagi, bebas bangun dan tidur jam berapapun. But let’s move to another topic. Ngomong-ngomong soal kuliah, gue yakin banyak gejolak batin, keresahan, dan juga desas-desus yang bertebaran di udara.

Pertanyaan yang paling sering muncul dari teman, junior, saudara, serta kerabat adalah :

“enaknya aku jurusan apa ya nanti pas masuk kuliah?”

“mama pengen aku jadi guru agama, tapi aku mau jadi pilot, gimana ya?”

“kalau jurusanmu itu ngapain? nanti kerjanya apa?”

“jurusan A susah ya? kalau jurusan B katanya nanti susah dapet kerja, ya?”

“bedanya fakultas, jurusan, sama prodi tuh apa sih?”

“kamu kalau di jurusan itu, yakin bisa sukses?”

“aku galau, disuruh kuliah di univ negri sama papa, tapi negri kan susah”

“aku keterima di univ swasta, emangnya bakal susah cari kerja?”

“aku mau jurusan C, tapi univ nya jauh dari rumah, apa aku di univ B aja ya biar deket rumah, jurusannya gampanglah yang penting IPS”

Nah, dari sejuta pertanyaan yang pernah gue terima, gue bakal coba bedah sesingkat mungkin ya hehe (tapi kalo ga singkat, gue minta maaf) dari kacamata mahasiswa, tentunya. So don’t expect anything hehehe. Ini ga akan terdengar seperti suatu karya ilmiah atau karya tulis cemerlang, which full of great references and combined with cool analysis.

Okay, without any further do, let’s begin!

1. Ketika lo bingung mau masuk jurusan apa, please, read more books or articles on internet. As we all know, looking for our interest are not as easy as you blink your eyes. Lo harus cari tahu kemampuan lo, dan passion lo dimana. This referse to your dream job or your limit as a human being. Ketika dream job lo adalah menjadi seorang Dokter, tapi lo lemah di ‘hafalan’, well, sorry to say…pilihannya cuma dua, work even harder, or leave it behind. In order to figure out the major that suit us best, we have to be realistic. Kenapa sih harus realistis? Karena nantinya, yang bahagia menjalani semua proses, ataupun yang menyesal seumur hidup ketika menjalani semua proses dari jurusan yang sudah kita pilih, ADALAH DIRI KITA SENDIRI. Not your mom, not your dad, even your grand parents. No. Tapi kita sendiri.

Nah, membaca juga diperlukan, kenapa? Karena ketika lo tahu apa yang lo suka, lo tahu kemampuan dan kekurangan lo seperti apa dan sejauh mana, belum tentu lo tahu kemana lo harus melangkah. Contohnya, ada seorang teman gue di SMA yang suka sekali bertemu dengan orang baru, tapi dream jobnya adalah menjadi pemilik salon, sementara ketika gue ajak berbisnis, dia ga tertarik. Artinya apa, she still lost in her own self. Dia belum tahu mau dibawa kemana passion dan kemampuannya tersebut. Maka dari itu, IQRA! Alias, BACA! Cari tahu semua jurusan yang sekiranya relate dengan hal yang lo sukai, kemudian cari tahu prospek kerjanya bagaimana, ilmu yang dipelajari seperti apa. Then I bet you’ll no longer confused when you have to see the future.

2.Ketika orang tua memiliki ambisi terhadap anaknya, itu sesungguhnya adalah hal normal. It’s very common, dude, trust me. Siapa orang tua yang ingin lihat anaknya tunggang langgang dijalanan ketika dewasa nanti? Ngga ada. Sejatinya, mereka hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak mereka. Dan apabila lo menjadi salah satu anak yang dibebani oleh ambisi orang tua, pilihannya cuma dua, berusaha mewujudkannya atau berusaha membujuk orang tua kalian agar memahami apa yang kalian inginkan. Kasus begini udah pasti jadi kasus langganan setiap kali anak SMA kelas 12 menjelang Ujian Nasional.

Banyak yang berhasil membujuk orang tua mereka, tapi di lain sisi banyak juga yang memilih pasrah sama keadaan. Untuk yang berhasil membujuk orang tua, gue ucapkan CONGRATULATIONS! Gue yakin skill komunikasi dan juga ikatan batin kalian kuat sehingga orang tua akhirnya luluh. Nah, untuk yang belum berhasil membujuk orang tua, gue hanya bisa mendoakan kalian agar mendapatkan kemudahan dan rezeki yang terbaik. Karena seperti kita semua tahu, ridho Tuhan tergantung ridho orang tua. Apabila kalian ikhlas, pasti Tuhan kasih hadiah indah buat kalian nantinya. Sukses atau tidaknya seseorang bukan tergantung universitas yang dipilih ataupun jurusan yang digeluti, tetapi tergantung usaha, doa kita sendiri, dan doa dari orang tua.

Mungkin sedikit tips untuk kalian yang masih berusaha untuk meyakinkan orang tua kalian, you should tell the truth, you should be honest to your self, then you have to give the evidence to prove that you are good at the things you like. Misal, lo sangat suka menari dan ingin kuliah di jurusan seni, bujuk dan ajak bicara orang tua baik-baik, kemudian tunjukkan beberapa prestasi dibidang menari yang selama ini pernah lo dapatkan, dengan begitu orang tua manapun akan terketuk sedikit hatinya, inshaAllah.

3. Bicara tentang jurusan gue sendiri. Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan, or you can say “jurusan perikanan” for short. Banyak yang tanya dan kepo apa yang gue lakukan disini, sebagai mahasiswa perikanan. Jawabannya simple, I did the same thing you’re doing, I work my a** off to get bachelor degree. Gue belajar dikelas. Diajarin dosen. Punya temen, ada tugas individu, ada tugas kelompok. Hahaha jawaban yang cukup ngeselin, ya?

Well, akan gue jawab dengan sedikit dahi berkerut, biar serius. Jadi, di jurusan perikanan ini, lebih tepatnya gue di program studi (prodi) Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan. Prodi ini menitikberatkan ilmunya pada pengetahuan tentang teknik penangkapan ikan, mulai dari mempelajari tentang jenis alat tangkap berikut dengan hasil tangkapannya, serta jenis kapal penangkap ikan. Kemudian hal lain yang gue pelajari adalah bagaimana analisis ekonomi dari si nelayan atau Anak Bua Kapal (ABK) dalam sekali trip (melaut), bagaimana sistem bagi hasil antara Nahkoda, ABK, dan juga pemilik kapal, selain itu gue juga belajar bagaimana upaya konservasi dalam perikanan tangkap, berapa kira-kira usia ikan dan ukurannya yang boleh ditangkap sesuai dengan kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan, dan juga mempelajari bagaimana pengelolaan sumber daya laut tropis seperti manfaat terumbu karang, lamun, dan mangrove.

Banyak yang ngga memahami ini, karena ngga mau membaca. Jadi setiap gue sebut jurusan perikanan, orang akan tertawa dan bilang “ih nanti jadi apa, Nes? Nelayan gitu?” tbh, nelayan bukan profesi yang hina atau rendahan. Tapi nada bicara orang merendahkan pasti akan terdengar sumbang ditelinga. Gue sendiri ga pernah merendahkan suatu jurusan, apabila gue belum mengetahui seluk beluknya, gue biasanya akan bertanya dan mencari tahu kepada si mahasiswa dari jurusan terkait. Bukan malah nyeletuk ngga sopan seperti itu.

Apapun jurusannya, pasti ada prospek kerja yang lebih proper dari yang kalian pikir. Pertanian bukan hanya bisa jadi petani, peternakan bukan hanya bisa jadi peternak, anak MIPA bukan hanya bisa jadi guru, anak hukum bukan hanya bisa jadi pengacara, anak politik bukan hanya bisa jadi caleg. Ga sesempit itu jenjang karir setiap jurusan, ya. Pokonya, untuk kenal setiap jurusan, pilihannya cuma dua, BACA atau TANYA.

4. Ketika lo banyak mendengar soal kuliah di universitas negri adalah hal yang bagus, keren, bergengsi, lebih membanggakan…lo ga 100% benar. Karena dengan lo berpikiran atau mempercayai hal tersebut, artinya lo telah memperkosa impian dan harapan orang-orang yang berkuliah di universitas non-negri. Sejatinya, universitas itu pasti semuanya bagus. Tergantung bagaimana para tenaga pendidik bisa menyalurkan ilmunya secara maksimal kepada mahasiswa mereka. Menurut gue, yang penting bukan statusnya swasta/negri, tetapi akreditasinya, karena menurut gue pribadi akreditasi sedikit-banyak pasti menyumbang kebenaran terhadap proses belajar-mengajar dan system akademik dari suatu instansi pendidikan. But well, it’s just my opinion. Kalian ga boleh percaya gitu aja, baca lagi lebih banyak tentang opini ini.

Meskipun begitu, ketika kalian berkuliah di universitas dengan akreditasi A dan jurusan dengan akreditasi C, belum tentu ada penghambat yang nyata untuk menghalangi kalian meraih mimpi. Semua tergantung pada INDIVIDUNYA. Bukan UNIVERSITAS atau JURUSAN atau AKREDITASINYA.

Gue kurang mendukung apabila sampai saat ini masih banyak orang menangis karena gagal masuk universitas negri unggulan, atau menangis karena gagal masuk universitas swasta favorit. THERE’S NO NEED TO REGRET ANYTHING, SWEETIE. Boleh nangis, tapi cukup sehari aja. Next day, harus udah punya strategi baru, semangat baru.

Banyak orang dari universitas negri non-unggulan bisa sukses. Banyak orang dari universitas swasta non-favorit bisa sukses. Stop mindset jadul kalo kuliah menentukan masa depan. Dan start mindset masa kini kalo KITA UNTUK MASA DEPAN KITA SENDIRI. Semua itu ditangan kalian. Either kalian lulus cepet, lulus lama, itu bukan responsibility dari universitas lagi, itu responsibility kalian.

Hapuskan stereotype bahwa univ ini, univ itu, jurusan ini, jurusan itu hanya untuk orang pintar. NO. Every major has their own struggles, their own pain, and THEIR OWN PRIDE. Jangan biarkan society yang toxic membuat kalian minder, malu setiap keluarga nanyain kuliah dimana. Because HEY, semua cabang ilmu pasti berguna di dunia ini.

Dokter ga akan bisa makan kalo ga ada sayuran, lauk pauk yang disediakan oleh stake holder pertanian, peternakan serta perikanan. Pasien gabisa sembuh tanpa obat dari apoteker lulusan farmasi. Presiden butuh jubir yang skill komunikasinya hebat. Semua kitab agama butuh penerjemah agar setiap negara bisa memahaminya. Perusahaan gabisa berdiri tanpa ada gedung. Artis gabisa kemana-mana kalo ngga menggunakan mobil/helicopter/pesawat/kapal pesiar hasil buatan insinyur teknik mesin. Ibu Rumah Tangga menghibur diri dengan nonton televisi yang isinya aktor, aktris, dan penyanyi hebat. Masih banyak lagi contoh lainnya. Intinya adalah, kita saling membutuhkan. Ga ada profesi ga penting di dunia ini. Selama ini kitalah manusia yang suka sekali mengkotak-kotakkan sebuah profesi yang dinilai dari gengsi.

Jangan korbankan cita-cita dan kemampuan kalian demi lulus dari universitas bergengsi yang ngga menyediakan jurusan yang kalian inginkan. Jangan pula kalian bermalas-malasan karena kalian mikir ngga akan diterima kerja hanya karena kalian lulusan jurusan non favorit.

Rezeki ditangan Tuhan. Pasti ada jalan, pasti kalian akan sukses pada waktunya, sesuai doa dan usaha yang sudah kalian lakukan. Jangan iri. Pintu kesuksesan banyak, kalau ada 1000 pintu kasir di super market, apa kalian mau hanya focus di satu pintu saja yang antriannya sangat panjang?

Screw those who put you down, mock your dreams, cause people will always judge, we can’t please everyone, darling.

Keresahan-keresahan seperti ini seharusnya bisa kita hapuskan seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadilah milenial Indonesia yang cerdas, jadilah milenial Indonesia yang mampu bersaing dengan fresh graduate luar negri, jadilah milenial Indonesia yang berkualitas.

Think about it again. Be proud of who you are. Be grateful of what you have.

KITA UNTUK MASA DEPAN KITA SENDIRI, WE CREATE OUR FUTURE.

Best regards, V-A.

Comments


V-A for Vanessa Astari

bottom of page