top of page

The Life of Tourism Ambassador

  • Vanessa Astari
  • Oct 5, 2018
  • 4 min read

Halo, welcome back to my website! (yeayyy)

Kali ini, gue akan bahas tentang kehidupan seorang Duta Wisata.

So, buat kalian yang akan 'nyemplung' di dunia duta-dutaan, gue akan membantu kalian survive nantinya (well, i hope so)



Tanpa basa-basi, let's start!

Tugas utama seorang duta wisata pastinya sebagai promotor destinasi wisata di suatu daerah. Biasanya cakupannya dimulai dari kota, kabupaten, kemudian provinsi...

Seorang Duta Wisata pastinya banyak mendapat tuntutan this and that. Tetapi, tuntutan tersebut pastinya ngga dibuat hanya secara cuma-cuma dan tanpa alasan, karena Duta Wisata juga merupakan seorang public figure yang akan disorot oleh banyak pasang mata.



Apa aja sih hal yang paling mendasar yang harus dilakukan seorang Duta Wisata?

Pertama, kalian harus menguasai ilmu dan kemampuan public speaking. Well, buat yang tidak atau belum berkuliah dibidang ilmu komunikasi, tidak perlu khawatir dan takut! Ilmu dan pengetahuan mengenai public speaking itu bisa diterapkan melalui learning by doing. Bukan berarti ilmu tersebut mudah, pastinya butuh ketekunan dan sabar. Public speaking menjadi salah satu elemen penting untuk dikuasai, karena nantinya ketika kalian terpillih dan tergabung kedalam paguyuban Duta Wisata kalian, akan ada banyak event yang membutuhkan skill seorang public speaker. Ngga hanya sebagai seorang MC, tetapi juga moderator, atau bahkan pemateri. Disela-sela peran sebagai seorang public speaker juga, pastinya kita harus menguasai pengetahuan umum maupun pengetahuan seputar dunia pariwisata. Kita dituntut untuk up to date. Karena ngga mungkin kita berbicara didepan orang banyak tanpa menyinggung tentang pariwisata, atau bahkan terkadang, lawan bicara kita juga mengajak kita berpikir dan berpendapat tentang isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan secara nasional maupun internasional.






Nah, yang kedua adalah mampu merepresentasikan diri kalian sebaik mungkin dihadapan orang banyak. Artinya, kalian dituntut untuk selalu tampil rapi, cantik atau tampan, dan wangi. Ini adalah point penting karena terkadang ketika bertugas, kita banyak dihadapkan dengan orang-orang penting, orang-orang terkenal, pejabat nasional atau bahkan internasional. Ketika bertugas pun, kita harus selalu siap sedia, karena terkadang tugas yang diberikan adalah tugas dadakan. Kalau gue sendiri, biasanya selalu membawa selempang identitas di mobil, dan alat make up (beserta parfume). Jadi, ngga ada alasan untuk tampil buruk rupa dalam berbagai keadaan.


Selanjutnya, kalian juga harus banyak membaca! Trust me, there would be a lot of things that you should know. As i told you before, being a tourism ambassador means that we have to be ready to be a public speaker, whether you ready or not. Banyak membaca dan berdiskusi dengan kolega dalam satu paguyuban atau paguyuban yang berbeda pastinya akan menambah ilmu dan pengetahuan tentang apa yang terjadi disekitar kita. Menjadi seorang Duta Wisata ngga hanya soal physical appereance and good looking, but this is more than that! We have to fill our knowledge with an up to date and credible information. Tentunya, juga harus menguasai dengan betul apa saja destinasi wisata, makanan khas, budaya lokal dari daerah dimana kalian menjadi promotornya. Untuk hal yang satu ini, gue juga masih menerapkan sistem learning by doing.


Last but not least, pastinya kita harus belajar manners. Ini bukan cuma soal cara berjalan, cara duduk, dan cara makan yang baik. Tapi ini lebih kepada bagaimana kita bisa berkomunikasi dan berkoordinasi secara baik dan benar terhadap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, para pejabat dan orang penting lainnya. Banyak sekali hal baru yang gue pelajari setelah tergabung dalam Paguyuban Joko Roro Kabupaten Malang, ya diantaranya yang satu ini. Ada banyak do's and don'ts yang baru gue pahami ketika bekerjasama dengan orang-orang penting yang sesungguhnya. Jika selama ini, gue aktif di organisasi kampus, kali ini gue harus bisa menerapkan segala yang pernah gue lakukan selama di organisasi, namun perbedaannya adalah lawan bicara gue. Cukup menyeramkan, karena gue bersinggungan langsung dengan sang empunya organisasi. Melakukan kesalahan itu hal wajar, tetapi memperbaikinya dan tidak mengulanginya lagi adalah lain hal. Alur koordinasi yang gue lakukan pun benar-benar harus sesuai struktur dan bagan yang ada. Sudah tidak bisa loncat-loncat dalam mengkonfirmasi sesuatu. Adapun kita harus bisa menggunakan tutur kata yang sopan dan santun, hal ini tentu saja karena kita berhubungan dengan orang yang lebih tua dan pengalamannya lebih banyak dari kita. Manners ini juga termasuk dalam attitude, bagaimana kepekaan sosial kita diasah antar sesama kolega dalam paguyuban, terhadap orang lain, orang penting, dan pejabat-pejabat.


Selain hal yang harus dilakukan, ada pula hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Salah satunya adalah ketika ada penugasan attending, adalah ketika kita bisa hadir di malam penobatan Duta Wisata daerah lain, disana kita bisa punya banyak kenalan dan juga bisa menjajal rasanya catwalk ketika sesi parade Duta Wisata. Sebagai tamu, pastinya penugasan attending ini membuat kita merasakan peran sebagai Ratu Sehari hahaha! Hal menyenangkan untuk dilakukan lainnya adalah ketika kita mendapat penugasan sekaligus refreshing ke destinasi wisata yang populer ataupun ketika kita harus keluar kota untuk promosi destinasi wisata dan juga sebagai pengisi acara dengan menari tarian khas daerah kita. Ada rasa kebanggaan tersendiri yang menyusup ke sela-sela rongga dada. Pastinya, sebagai Duta Wisata, kita harus menjadi pioneer dalam segala hal, contohnya adalah mencerminkan kecintaan kita terhadap budaya Indonesia.




Wah, pokoknya seru banget deh berkecimpung di dunia Duta Wisata. Menambah relasi, stok foto instagram (HAHAHA), pengetahuan, dan kecintaan kita terhadap budaya kita sendiri loh!


So, i think that's all i could say and share...hope it'll help you to imagine how your life would be, right before you jump in this field.

With Love, V-A

Comments


V-A for Vanessa Astari

bottom of page