top of page

"PENGABDI SETAN" (2017) REVIEW!

  • Vanessa Astari
  • Oct 13, 2017
  • 5 min read

It's October and halloween is about to come!


Kali ini, gue akan membahas tentang sebuah film yang lagi hype banget di Indonesia. Pastinya kalian udah tahu, dong?

YUP! Film "Pengabdi Setan" garapan Joko Anwar ini sukses menggemparkan pecinta film segala usia, loh!

Gue sebagai salah satu pecinta film sekaligus penakut (banget), sangat takjub dengan kesuksesan yang diraih film ini. Apa aja sih yang menarik dari film yang di reboot dari film berjudul yang sama di tahun 1980?

Yuk, simak testimony gue dibawah ini...




The Synopsis :

Seperti yang sudah kalian tonton atau baca sinopsis yang beredar di internet, cerita Pengabdi Setan (2017) ini mengalami perubahan alur jika dibandingkan dengan film Pengabdi Setan (1980). Letak perbedaannya berada di latar belakang keluarga yang jadi tokoh utama. Pengabdi Setan (2017) memfokuskan ceritanya pada sebuah keluarga yang jauh dari agama, hidup di sebuah rumah di pinggir desa dan dekat dengan areal pemakaman. Keluarga ini terdiri dari seorang nenek, ayah, ibu, dan empat orang anak. Si "Ibu" yang semula adalah seorang penyanyi, tiba-tiba mengalami sakit misterius yang nggak kunjung sembuh. Hal ini membuat si sulung, Rini, terpaksa menggantikan peran seorang ibu bagi ketiga adik lelakinya, yaitu Toni, Bondi dan Ian yang diceritakan merupakan seorang penyandang tuna wicara. Nggak berapa lama, si "Ibu" meninggal dunia, dan seketika terror pun dimulai, semuanya semakin runyam ketika si "Ayah" harus pergi ke kota demi mencari nafkah pasca kematian si "Ibu". Keempat saudara ini harus merasakan kehadiran si "Ibu" meski raganya sudah tiada, belum selesai masalah tersebut, mereka harus dikejutkan dengan kematian sang "Nenek" yang misterius juga. Rini menemukan sebuah kejanggalan pada surat yang ditemukannya di kamar sang "Nenek" sebelum ia meninggal. Nah, lalu bagaimana kelanjutannya? Apakah keempat saudara itu mampu mengatasi terror si "Ibu"?

Kalau kalian belum nonton, silahkan nonton ya!

The Review :

Menurut gue, ini salah satu film Indonesia yang brilian! Kenapa? Karena Jokan (Joko Anwar) membangun karakter yang sangat nyata dan nggak dibuat-buat di film ini. Contohnya seperti tokoh Rini yang diperankan oleh Tara Basro, tokoh Rini di buat se-real mungkin dengan "no make up" make up look. Rambut si Rini di buat natural tanpa catokan atau blow yang berlebihan. Tokoh Rini juga hampir nampak nggak memakai bedak sama sekali! Entah apakah gue yang nggak begitu memperhatikan atau bagaimana, but Jokan does create the real 80's young woman. Pakaian yang dipakai Rini juga khas tahun 80-an. Sementara gaya bahasa yang dipakai pemain-pemain film "Pengabdi Setan" juga khas melayu lama. Yang terpenting, cara Jokan menghidupkan suasana mencekam adalah pemilihan lokasi shooting yang menurut gue adalah sebuah jackpot. Rumah yang digunakan benar-benar rumah gaya lama yang memiliki detail kayu, lorong-lorong kecil, dan kamar mandi yang sekaligus digunakan untuk mencuci pakaian karena ada sumur disana. Overall, film ini bagus dari segi setting dan chemistry antar karakternya. Selain itu, efek-efek jumpscare yang digunakan Jokan itu mengingatkan gue pada film The Conjuring (2013) karya James Wan. Jujur, gue nggak begitu paham detail pengamatan sebuah film, tapi sebagai orang awam, gue sangat merasa adegan kain putih yang berdiri sendiri (ups! spoiler alert) itu sangat related sama film The Conjuring karena adegannya mirip, dan sama mencekamnya. Faktor lainnya yang membuat gue ingat dengan film The Conjuring adalah karena rumah yang dijadikan setting film memiliki desain yang mirip dengan wallpaper khas rumah-rumah eropa.

Soundtrack di film ini juga menurut gue benar-benar seram, sih! Kenapa? Karena jujur, gue memang kurang suka musik musik yang alunannya ala tahun 80 atau 70-an. Entah kenapa gue selalu merinding. Makannya gue pribadi kurang suka musik indie hehehe soalnya bagi gue seram (aneh ya?). Nah, lucunya, di film ini...lagu yang sering dinyanyiin si "Ibu" semasa hidup adalah lagu ala tahun 80-an. Gue mendengar liriknya aja merinding, apalagi diputar berulang-ulang. Dan sepulang nonton, otak gue nggak berhenti mutar lagunya hingga gue cuma bisa berdzikir, hahaha

Dari segi alurnya sendiri, gue sangat menyukai film yang nggak bisa gue tebak. Jujur, at some point, gue berhasil menebak arah film ini kemana dan hal yang selanjutnya terjadi itu seperti apa. Tapi ketika di akhir cerita, ada tebakan yang sangat meleset! Dan disitulah gue merasa amazed dengan cara Jokan membuat penonton yang setipe dengan gue merasa menang atau tertawa karena berpikir "bagus sih, tapi bisa ditebak!"....dan, disitu Jokan membuktikan bahwa film yang dia buat nggak pernah sebercanda dan seremeh itu. Jokan jago memanipulasi pikiran penonton dan hanyut sama trik isu tipuan yang ia fokuskan di filmnya. Sehingga ketika ending film, bahkan Jokan menambah sebuah teka-teki yang sampai sekarang masih jadi sesuatu yang seru untuk diperdebatkan. Apa sih, teka-tekinya? Hayo, nonton dulu baru nanti debat ya hahaha

Untuk kekurangan di film ini menurut gue berada di bagian ketika mayat-mayat hidup pada bangkit dari kubur dan berusaha menerobos masuk ke rumah (another spoiler alert!). Menurut gue sebenarnya adegan itu nggak perlu-perlu banget. Kurang mencekam, bahkan masih kalah seram dengan kehadiran si "Ibu" ketika masih hidup. Karena cukup lucu dan aneh melihat mayat hidup ala Indonesia yang meneror, jadi seolah ingin mendapat sensasi film "Zombie" khas Hollywood tetapi sayangnya kurang berhasil. Gue lebih kepingin jika di ending, si "Ibu" yang meneror keluarganya sendiri atau melakukan sedikit kekerasan. Ide lain dari seseorang yang pernah mereview film ini di sebuah blog bahkan mengatakan bahwa lebih seram jika anggota sekte pengabdi setan lah yang menererror keluarga tersebut, karena mereka orang, bukan makhluk halus. Diam-diam gue setuju dengan pendapat orang itu (yang sayang sekali gue lupa namanya hehehe). Tapi nggak papa, bagi gue, alur yang udah susah payah di buat sama Jokan itu terbilang sukses, kok!

Kemudian di ending, teka-teki yang misterius itu membuat semua penonton berekspektasi bahwa Jokan bakal membuat film ini menjadi sebuah sequel atau pre-quel atau bahkan spin-off nya! Well, kita tunggu saja kejutan-kejutan dari film karya Jokan.

The Other Side :

Anyway, tbh gue baru dua kali menonton film karya Jokan dan sekali untuk short movie, loh! Dari segudang filmnya yang kata orang adalah "maha karya yang brilian"...gue sudah menonton Janji Joni (2005) dan Pengabdi Setan (2017), sementara untuk short movie, gue menonton "Close Up Fresh to Move On" (2012) yang kebetulan dibintangi Tara Basro dan Fachri Albar juga. Meskipun begitu, gue benar-benar percaya kalau film lainnya adalah maha karya! Kenapa? Karena dari ketiga film itu saja, gue sudah merasakan vibes seorang sutradara yang cerdas. Di semua film itu, kebetulan, ada sisi komedinya dan komedi yang ditawarkan nggak berlebihan, hanya lelucon ringan atau bahkan celetukan-celetukan yang sering kita dengar sehari-hari. Dan bagi gue pula, adanya sisi komedi pada cerita-cerita Jokan nggak merusak cita rasa alurnya. Entah itu horror ataupun drama. Gue tetep bisa fokus sama alurnya dan makin senang.

Untuk film Pengabdi Setan sendiri, gue yang super penakut ini sukses dibuat nutup mata dan telinga hampir di setiap adegan. Karena hampir nggak ada adegan "aman" untuk buka mata dan telinga hahaha! Biasanya di film-film horror, gue menemukan jeda yang cukup panjang untuk bernafas lega, tapi di film ini gue benar-benar kayak lagi dibawa ngebut di area balap liar! Benar-benar deg-degan pokonya. Apalagi, scene siang hari pun, dibuat horror sama Jokan. Seolah penonton yang penakut kayak gue nggak di izinkan untuk nonton dengan jantung yang degupnya normal.

Tapi tenang, meskipun begitu, gue mengerti alur dan jalan ceritanya kok! Gue masih intip-intip dikit sampai gue nggak sengaja melihat wajah si "Ibu" yang super horror itu dan membuat gue nggak bisa tidur 3 hari karena merasa si "Ibu" ngeliatin tiap mau tidur ckckck.

And I was looking forward to see Pengabdi Setan (1980) but maybe not now...gue masih mau pulihin parno gue akan si "Ibu" dulu hehehe.

Nahh, kira-kira itu opini gue seputar film Pengabdi Setan (2017), pesan gue untuk kalian yang memiliki jiwa-jiwa penakut, beranikan aja nonton! Karena yakin deh nggak nyesel, tapi cuma nggak bisa tidur aja kok, hahaha. Dan buat kalian yang memiliki jiwa-jiwa pemberani, tunggu apalagi? Ayo nonton untuk dukung sineas Indonesia!

Have a nice day, peeps!

Recent Posts

See All
TOXIC PEOPLE?

Hai! Kali ini gue akan membahas sesuatu yang sangat sensitif. Yang akhir-akhir ini sering dibahas di ruang opini publik seperti media...

 
 
 

Комментарии


V-A for Vanessa Astari

bottom of page