How to Raise Your Self-Confidence?
- Vanessa Astari
- Feb 5, 2017
- 5 min read

Beberapa waktu lalu, gue mendapat pertanyaan unik pada question box akun jejaring sosial gue, ask.fm. Gue sedikit lupa, sepertinya itu bukan pertanyaan dari anonymous, tapi pertanyaan tersebut adalah question of the day dari ask.fm sendiri. Pertanyaan tersebut cukup simple, tapi menarik untuk gue jawab ; "How to raise your self-confidence?"
Pertanyaan tersebut seolah mengingatkan gue pada problematika remaja (di jaman dulu maupun sekarang), yaitu soal rasa percaya diri yang biasanya akan berdampak pada jati diri. Kenapa kok bisa berhubungan?
Menurut opini dan pengalaman gue, tingkat percaya diri seseorang akan menjadi dasar dalam pembentukan jati dirinya kelak. Semisal, seseorang yang kurang pede (singkatan dari percaya diri), akan memiliki output yang beragam untuk menghadapi rasa kurang pedenya tersebut. Bisa jadi, orang yang kurang pede akan minder alias rendah diri, selalu merasa nggak mampu dan nggak semangat setiap kali dihadapkan dengan masalah, tantangan, ataupun sebuah pergaulan yang baru dan dia jadi murung di setiap kesempatan. Bisa jadi juga, orang yang kurang pede akan kehilangan arah, selalu mengekor dan mencontoh orang yang dia kagumi atau orang yang membuat dia iri, sehingga dia nggak punya pendirian dan nggak menjadi dirinya sendiri. Bisa jadi juga, orang yang kurang pede akan menutup dirinya habis-habisan, sehingga nggak punya teman, nggak mampu bicara di depan umum, dan merugikan dirinya sendiri karena nggak bisa berkembang dengan baik.
Gue yakin, semua orang punya rasa nggak percaya diri. Tetapi alangkah baiknya bila kita mampu membenahi kapan rasa tersebut harus muncul, seberapa sering kita harus melawannya, dan cara terbaik seperti apa yang suitable untuk kita, agar kita mampu mensiasatinya. Gue pribadi bukan orang yang sempurna dan selalu percaya diri dalam hal apapun. Gue selalu berusaha mencari tahu bagaimana gue harus menghadapinya dengan curhat ke Wichak (kekasih gue), curhat ke sahabat-sahabat yang gue yakini mampu memberi gue clue untuk menemukan solusi, ataupun gue browsing di internet juga pernah.
Yang mau gue titik beratkan kali ini adalah kepada orang nggak pede yang outputnya kehilangan arah. Para ahli psikologi mengatakan dari hasil riset yang mereka lakukan, bahwa remaja biasanya masih memiliki emosi yang belum stabil, pola pikir yang gampang berubah, dan selalu ingin tahu. Maka dari itu, mereka biasanya suka salah bergaul atau mengidolakan seseorang sehingga berakibat fatal. Syukur jika bergaul dengan anak baik atau mengidolakan seseorang yang baik juga, tetapi gimana jika sampai sebaliknya? Bahaya banget!
Mengidolakan, kagum, merasa terinspirasi terhadap seseorang itu halal kok dalam agama gue, dan sah saja secara hukum. Termasuk jika kalian mengidolakan, kagum, merasa terinspirasi pada teman, kakak kelas, ataupun orang tua kalian sendiri. Tetapi bagi gue pribadi, adalah haram hukumnya kalau kalian sampai menjiplak, gue ulang dan gue perjelas ya : MENJIPLAK DAN MENIRU TANPA MEMFILTERNYA TERLEBIH DAHULU.
Menurut gue, sekagum-kagumnya kalian, sengefans-ngefansnya kalian, dan segimanapun seseorang menginspirasi kalian....kalian tetap harus kasih ciri khas apa dari diri kalian juga dalam mengadopsi hal-hal baik yang ada pada diri orang lain. Semisal, gue suka banget sama seorang supermodel bernama Gigi Hadid, cause she has a good fashion sense, sehingga gue kadang coba iseng mengikuti street style dan daily outfitnya dia kalau lagi off duty, tapi kembali lagi ketika gue merasa diri gue nggak cocok sama gayanya Gigi, gue nggak akan memaksakan diri gue agar seperti dia, paling gue hanya akan menjadikan personal stylenya dia sebagai referensi gue tiap mix and match baju-baju yang ada di lemari gue agar nggak boring dan gue akan menambahkan ciri khas gue dalam bergaya meski inspirasinya gue dapat dari Gigi Hadid.
Here I tell you about some several thing about self-confidence (in my version);
1. Kagumlah, idolakanlah, dan ngefanslah sewajarnya. Ingat, sesuatu yang berlebihan itu gak baik!
2. Setelah itu, kalau kalian menemukan sesuatu yang baik dalam diri orang tersebut (semisal : stylish, humble, jago main musik, jago dandan, cara bicaranya bijak, jago main bola, anak olimpiade, atau sebagainya), jadikan hal-hal tersebut sebagai referensi untuk build up your own self-confidence. Jadikan itu motivasi, dorongan dan acuan kalian.
3. JANGAN BODOH! Jangan justru malah meniru, menjiplak, dan berusaha keras untuk bisa menjadi seperti orang yang kalian kagumin, idolain, dan yang kalian ngefans banget. Itu nggak akan berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri kalian, justru sebaliknya...kalian malah konyol karena nggak bisa memfilter dengan baik mana hal baik dalam diri orang tersebut yang sesuai dengan diri kalian dan mana yang tidak. Memaksakan diri kalian untuk menjadi orang lain justru akan membentuk jati diri yang buruk di masa mendatang kelak. Kalian akan menjadi buah bibir orang, bahan cemoohan, dan disumpahin satu kampung (HAHAHA GAK DENG, yang disumpahin satu kampung itu gue nggak serius kok, just kidding, chill out, dude!)
4. Orang-orang sekitar kalian cepat atau lambat akan menyadari jika kalian meniru, menjiplak, dan berusaha keras untuk bisa menjadi orang lain. Ketika hal itu terjadi, dan suatu saat ada orang yang menegur kalian, disitulah rasa percaya diri kalian hancur, malu, dan sedih. Karena sebenarnya kalian hanya memalsukan rasa percaya diri tersebut, padahal seharusnya kalian membangun rasa percaya diri, bukan memalsukannya dengan menjadi orang lain.
5. Untuk meningkatkan rasa pecaya diri kalian, perlahan-lahan, cobalah untuk pahami kekurangan dan kelebihan kalian. Kemudian terima kedua hal tersebut dengan lapang dada. Cari juga hal-hal positif dalam diri kalian yang masih bisa digali dan di explore.
6. Selain cara pada nomer 5, kalian juga harus tau batas kemampuan kalian. Semisal orang yang kalian kagumin, idolain, dan yang kalian ngefans banget itu sangat suka sarapan fruit salad, sedangkan kalian nggak sanggup beli buah-buahan setiap hari karena kendala uang jajan kiriman kuliah yang pas-pasan atau toko buah yang teralu jauh dari tempat tinggal, kalian nggak usah memaksakan harus sarapan dengan fruit salad, tapi bisa kalian ganti semisal dengan membeli jus setiap pagi di kantin kampus. Pada intinya kan sama, tetapi kalian paham dengan batasan kalian dan bisa tetap menjadikan fruit salad sebagai referensi sarapan.
7. Selain cara pada dua nomor diatas barusan, kalian juga jangan 'latah' dengan sifat, sikap, pembawaan dan personality orang yang kalian kagumin, idolain, dan yang kalian ngefans banget. Semisal orang yang kalian kagumin, idolain, dan yang kalian ngefans banget sangat suka berbicara dengan bahasa Indonesia yang 'slang', sedangkan kalian gak begitu banyak tahu dan paham mengenai bahasa 'slang' yang terkini. Meski kalian sudah browsing di internet dan sebagainya, tetapi kalau kalian nggak terbiasa, pada akhirnya kalian hanya akan sok tahu. Sementara orang yang paham, khatam, dan terbiasa dengan bahasa 'slang' hanya akan menertawakan kalian sambil geleng kepala. Ouch! You only humiliate yourself, and the joke that they laughing at was all about you!
8. The best way to raise up your self-confidence is be your self.
Gue pun sampai sekarang masih terus berusaha memperbaiki diri gue, membuang sifat buruk, dan memilah-milah tentang apa yang baik dan buruk untuk diri gue. Dengan gue berbicara panjang lebar seperti diatas, bukan berarti gue lebih sempurna dari kalian. Tetapi gue hanya ingin sharing cara gue menghadapi rasa kurang percaya diri gue ke kalian, siapa tahu gue bisa membantu dan kita sama-sama sukses untuk menjadikan diri kita orang yang lebih baik lagi setiap harinya.
Good luck for us!
"Be-You-Tiful" (Anonymous) means be yourself is the best thing you can do to be beautiful.
Comments